Monday, January 12, 2009

Identification mathematic question

Some student in one class will to assamble money with total Rp. 960.000,00. every student to give same mauch maney. In real 4 people student not to give the contribution. So to close the less, other student must plus contribution each mauch Rp. 20.000,00.

How many student that to give contribution?

The question from grade XI, and the question about statistic.

Category the question is easy.

I choose one student from senior high school grade XI, to work the question.

The student is :

Name : Ervita Hayuningtyas

Born : Yogyakarta , des 28 1993

School : elementary school : SD Keputran I Yogyakarta

Junior high school : SMP N 5 Yogyakarta

Senior high school : SMA N 2 Yogyakarta

Address : Minggiran MJ II \ 1035 B Yogyakarta

Every time, if I give guestion to her, she always afraid. She afraid because if the question is difficult.

1. do you like mathematic?

A : yes I like

2. do you enjoy with mathematic?

A : yes

3. do you afraid with mathematic?

A : no

4. what faforite matery?

A : mathematic. Language, art

5. what matery that your liken’t?

A : psyic

6. what opinion about mathematic?

A : mathematic not difficult

Mathematic need understanding and accurate.

7. what advantage from learn mathematic?

A: mathematic can make IQ to be better

Mathematic can adventaged to our life.

8. how your mathematic value?

A : elementary school : 9

Junior high school : 7-8

Senior high school : 7-8

9. how your learn mathematic :

A : I must understanding the formula in mathematic.

Must try many question to be understanding.

Answer the question is:

If : student give contribution is x

Contribution is a

Total student is x + 4

So,

960.000 = ( x + 4 )a

960.000 = ax + 4a

960.000 = 20000x + ax

4a = 20000x

a = 5000x

960.000 = ( x + 4 )a

960.000 = ( x + 4 )5000x

960.000 = 5000x2 + 20000x

x2 + 4x = 192

x = -16 or x = 12

if x negative is possible, so x is 12.

So, student that to give contribution is 12.

Mengapa Banyak Orang Beranggapan Bahwa Matematika itu Sulit?

Memang benar Matematika dianggap sulit oleh beberapa orang, bahnkan ada juga yang menganggap Matematika itu adalah momok. Sebenarnya Matematika tidak sesulit dan semenakutkan seperti itu, semua tergantung pada individunya masing-masing. Mungkin salah satu alas an mengapa mengapa kadang banyak orang beranggapan bahwa Matematika itu sulit karena mereka belum atau tidak mengenal Matematika. Sama sperti pepatah, “ tak kenal maka tak saying “, hal tersebut seharusnya diterapkan juga pada Matematika. Karena belum mengenal metematika dan langsung beranggapan bahwa Matematika itu sulit, jadi orang tersebut akan mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan Matematika. Menurut saya, orang selalu menilai bahwa Matematika itu sulit sehingga tidak tertanam rasa suka terhadap matematika.

Alasan lain orang beranggapan bahwa Matematika sulit karena merupakan ilmu pasti, yang selalu berhubungan dengan angka. Matematika selalu berhubungan dengan angka dan angka, anggapan orang angka itu adalah sesuatu yang rumit. Karena dianggap rumit, lalu orang tersebut malas untuk belajar matematika, kemudian apabila ada permasalahan Matematika ia tidak bias mengerjakannya. Pada ahirnya ia pasti beranggapan Matematika itu sulit. Karena ilmu pasti, jadi jawaban atau solusi pada persoalan Matematika itu juga pasti.

Selain kedua alasan tersebut, ada beberapa alasan yang lain. Diantaranya adalah faktor dari guru, mungkin dulu pernah bertemu dengan guru matematika yang kurang disukai (galak atau membosankan) sehingga membuat ia menjadi tidak suka matematika, kemudian menganggap bahwa matematika itu sulit. Metode guru mengajar juga berpengaruh dalam penanaman anggapan orang bahwa matematika itu sulit. Contohnya, apabila guru mengajar, hanya diterangkan saja, siswa menjadi bosan, sehingga pelajaran tidak dapat diterima dengan baik. Lalu anak tersebut menjadi tidak suka terhadap matematika, lalu menganggap bahwa matematika itu sulit.

Mitos bahwa matematika itu sulit sampai sekarang masih ada, sehingga hal tersebut juga mempengaruhi anggapan orang, kalau matematika itu sulit. Kemudian orang jadi takut dengan pelajaran matematika. Matematika adalah ilmu hitung, jadi harus banyak latihan agar dapat mendalami pelajaran matematika. Mulailah menyukai matematika, agar anggapan bahwa matematika itu sulit dapat terhapuskan.

Comment on Marsigit Paper at one day seminar about the national value the value mathematics and international standart, November 30-2008. “Gerakan Re

Dilihat dari judul makalah yang sangat panjang dan sepertinya “ berat “, ternyata isinya pun memang “ berat “ atau berbobot. Isi dari makalah tersebut sangat berguna bagi para pembaca, kususnya dalam bidang pendiddikan. Dahulu pendidikan di Indonesia sangat bagus, namun sekarang ini para penduduknya mengejar pandidikan justru ke luar negri. Apakah dan bagaimanakah hal tersebut dapat terjadi.

Makalah ini sangat penting bagi system pendidikan di Indonesia. Di dalamnya banyak membahas mengenai system pendidikan. Yang menjadi nilai lebih dari makalh tersebut adalah isinya, dan yang menjadi kekuranagn adalah gaya bahasa yang terlalu tinggi, sehingga sulit untuk dipahami.

Bagaimana Cara Agar Matematika itu Dapat Dengan Mudah Dipahami?

Rasa suka atau senang terhadap Matematika merupakan langkah pertama agar Matematika dapat mudah dipahami. Kita harus mengenal Matematika kemudian mengerti apa itu Matematika , sehingga nantinya bias suka dengan Matematika. Hal itu menjadi dasar, apabila kita tidak suka Matematika maka kita pun akan sulit memahaminya. Jangan dulu berfikiran bahwa Matematika itu sulit, karena itu akan mempengaruhi anda dalam memahami Matematika. Kalau sudah merasa sulit tetapi belum mencoba, pasti nantinya akan memahami Matematika itu tidak mudah. Tetapi apabila tidak berprasangka dulu bahwa Matematika sulit, mungkin anda bias memahami Matematika dengan mudah.

Belajar Matematika tidak perlu dihafal, tetapi cukup dimengerti saja. Dengan contoh-contoh soal permasalahan Matematika, kita dapat memahami dengan mudah, karena ada bantuan aplikasinya. Terapkan manfaat belajar Matematika ( aplikasinya ) dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hal tersebut mudah diingat dan ahirnya mudah dipahami. Buatlah catatan sendiri agar anda lebih mudah paham dan mengerti. Pada saat guru menerangkan, perhatikan baik-baik, apabila ada yang kurang jelas, langsung saja tanyakan.

Membuat rumus ditata sedemikian serupa sehingga kita mudah memahami. Belajarlah Matematika dengan orang lain yang lebih ahli, agar dapat memahami dengan baik. Metode guru menagjar juga berpengaruh. Seharusnya para pembimbing membuat metode belajar yang menarik dan dapat dicerna oleh murid, sehingga mudah dipahami.

Istilah-istilah yang muncul saat perkuliahan:

Equiovokal : mempunyai berbeda-beda arti, mempunyai banyak arti.

Idealisasi : kesempurnaan, menyempurnakan

Abstraksi : memili, mengambil

Determinasi : menentukan, menguasai, mengontrol

Konsep : pengertian

Menilai : mengevaluasi

Intuisi : ruang, waktu, rasa, pikiran, akal

Berfikir analitik : hanya sekedar mendefinisikan uraian, menjabarkan

Sintetik : menggabungkan, berfikir

Jiwa : energi mental yang memiliki kekuatan untuk dapat memotivasi terjadinya proses prilaku yang menjadi bentuk aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

Motivasi : keadaan dalam diri individu yang muncul, mengarahkan, dan mempertahankan prilaku.

Motif : daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak.

Behaviorisme : filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proporsi bahwa semua yang dilakukan organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan dan harus dianggap sebagai prilaku.

Persepsi : salah satu perangkat psikologi yang menandai kemampuan seseorang untuk mengenal dan memaknakan sesuatu objek yang ada di lingkungannya.

Apersepsi : mengamati, memahami sesuatu secara mental.

Intuisi : kekuatan yang dengan cepat menyadari bahwa sesuatu itu adalah kasusnya.

Empiris : suatu keadaan yang bergantung pada bukti atau konsekuansi yang teramati oleh indra.

Analisis filosofi : merupakan istilah generic untuk gaya falsafah yang dating untuk mendominasi Negara berbahasa Inggris pada abad ke 20.

Ilmu material : sebuah interdisiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap berbagai bidang ilmu dan teknik.

Instinct : melekat menatap hidup organisme tertentu terhadap prilaku.

Fenomenologi : sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena.

Abstrak hukum : pernyataan singkat yang merangkum poin-poin utama dokumen legal.

Kategori : bagian dari suatu system untuk menggolongkan jenis.

Empirisme : suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.

Etika : cabang ilmu filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas.

Ide : rancangan yang tersusun di dalam pikiran atau gagasan.

Logos : kata

Fakultas : kemampuan

Positivisme : cara pandang memahami dunia berdasarkan sains.

Vaturalisme : usaha menampilkan objek realitas dengan penekanan setting alami.

Respon : menampakan reaksi terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indra.

Fatalime : sebuah sikap seseorang dalam menghadapi permasalahan hidup.

Univocal : hanya mempunyai satu arti, tidak ambigu.

Bagaimana Caranya Agar Kita Bisa Belajar Matematika Dengan Tidak Membosankan?

Sebenarnya cara belajar matematika, agar tidak membosankan itu sama seperti cara belajar mata pelajaran yang lain, seperti Kimia, Biologi, dll. Cara belajar, berarti berhubungan dengan metode belajar. Jadi disini yang berperan adalah guru, dan siswa yang menjalnkannya, serta kondisi dan alat belajar yang mendukung. Sebelumnya siswa harus mempunyai motivasi serta inovasi dalam diri pribadi. Guru juga mempunyai metode yang dikemas sedemikian rupa sehingga pelajaran matematika itu menjadi tidak membosankan.

Alat peraga merupakan salah satu bahan untuk mengajar pelajaran matematika agar terasa tidak membosankan. Sebagai contohnya pada saat guru menerangkan tentang bangun-bangun ruang. Guru memberikan model benda-benda tersebut secara nyata, seperti tabung, kubus, kerucut. Jadi guru tidak hanya menggambarkan dan menerangkan saja. Hal tersebut dilakukan agar siswa tidak hanya membayangkan saja, namun mengerti bentuk aslinya. Alangkah lebih baiknya murid juga diajak untuk membuatnya. Sehingga anak juga berperan aktif dan dapat membuat pelajaran menjadi tidak membosankan. Namun tidak semua pelajaran matematika dapat diterangkan dengan alat peraga.

Untuk pelajaran matematika yang tidak dapat menggunakan alat peraga, kita bisa siasati dengan praktek lapangan. Langkah ini juga dapat membuat suasana pelajaran jadi tidak membosankan. Salah satu contoh praktek lapangan dalam pelajaran matematika adalah menghitung populasi. Kita bisa terjun langsung ke lapangan dan dapat menghitung populasi (dalam statistika contohnya adalah sensus). Disini anak juga ikut mengambil bagian, sehingga tidak membosankan.

Saat belajar sendiri, agar terasa tidak membosankan anda bisa mengunjungi tempat-tempat edukatif, seperti taman pintar atau museum matematika. Di sana anda dapat mennambah pengetahuan dan sekaligus bisa berekreasi. Pada saat ada acara-acara yang bersifat edukatif, seperti pameran sains atau lomba-lomba, ikutilah agar anda mendapat suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan. Selain bisa belajar dalam acara seperti itu kita juga bisa menambah pengetahuan dan kenalan. Syukur-syukur kalau mengikuti lomba dan menang, hal tersebut menjadi kebenggaan tersendiri. Sehingga memupuk rasa cinta terhadap matematika.

Aplikasikan apa yang telah dipelajari selama ini ke dalam kehidupan sehari-hari. Agar apa yang anda pelajari dapat bermanfaat dan tidak terasa sia-sia. Contohnya saja dari pelajaran persamaan diferensial, kita dapat menentukan kapan dan siapa seorang korban pembunuhan itu dibunuh oleh pelakunya. Sedangkan contoh yang seerhana adalah penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, menghitung keliling, luas, volume, dll. Dengan hal tersebut kita merasa bahwa matematika itu sangat bermanfaat, dan kita bisa suka dengan matematika.

Kalau belajar sendiri merasa bosan, anda dapat belajar kelompok dengan teman lain agar tidak membosankan. Cara lain adalah mengikuti les di luar sekolah, seperti bimbingan belajar. Waktu belajar juga bisa diatur agar tidak membosankan. Tempat belajar juga berpengaruh, bias pindah tempat atau diubah tempat belajarnya, agar tidak terasa bosan. Motivasi juga diperlukan agar emangat belajar menjadi tinggi, sehingga tidak mudah merasa bosan apabila sedang belajar. Hal yang utama adalah singkirkan rasa malas dan tanamkan lalu rasa suka belajar matematika.

GEJALA KEJIWAAN SESEORANG PEMBELAJAR MATEMATIKA BERDASARKAN GENDER

Pendahuluan

Bagi sebagian banyak orang menganggap bahwa Matematika merupakan pelajaran yang membosankan dan tidak mudah untuk menyelesaikannya. Namun orang itu berbeda-beda karakternya dan berbeda pula kemampuannya. Sebenarnya Matematika tidaklah sulit dan menakutkan bagi yang suka dengan Matematika. Pada dasarnya pelajaran, entah Matematika ataupun yang lain, itu sama saja. Setiap pelajaraan memiliki kerumitan atau kemudahan sendiri-sendiri dalam mengerjakannya.

Sudah menjadi mitos bahwa Matematika itu menakutkan. bagaimana Matematika bias menjadi suatu momok yang menakutkan, seprti halnya pelajaran yang lain.

Kaum pecinta Matematika terdiri dari laki-laki dan perempuan, namun seberapa besar perbandingannya belum diketahui. Menurut para peneliti laki-lakilah yang banyak menjadi kaum pecinta Matematika daripada perempuan. Namun apakah hal tersebut benar terjadi? Perbedaan gender ( laki-laki dan perempuan ) mempengaruhi prestasi belajar dalam kelas. Hal tersebut juga mempengaruhi dalam bidang Matematika. Apakah benar?

Untuk mengetahui perbedaan kepandaian dalam bidang Matematika antara laki-laki dan perempuan, maka saya membuat angket atau kuisoner dan soal Matematika pada beberapa siswa SMA. Namun penelitian ini hanya melibatkan beberapa sample saja.

Dasar Teori

Manusia diciptakan pria dan wanita, gender merupakan jenis kelamin yang membedakannya. Kelas merupak tempat dimana anak belajar prilaku yang sesuai untuk anak laki-laki dan perempuan. Proses belajar gender secara formal dimulai pada saat anak masuk sekolah dan berlanjut selama anak menempuh masa pendidikannya. Perbedaan prilaku terhadap anak laki-laki dan perempuan di kelas menimbulkan ketimpangan gender. Ketimpangan gender di dalam pendidikan di sekolah ini menghasilkan perbedaan kedua gender, yang menggangu keduannya.

Hubungan antara gender dan prestasi anak di kelas banyak menarik minat para peneliti. Pola-pola interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, isi kurikulum serta ujian ditengarai menunjukan bias gender. Menurut Gallagher ( 2001 ), meskipun l laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan fisik, emosianal, intelektual, namun sebenarnya tidak ada bukti yang berhubungan dengan hal tersebut. Prestasi akademik tidak dapat dijelaskan melalui perbedaan biologis. Faktor social dan cultural merupakan alas an utama yang menyebabkan terdapat perbedaab gender dalam prestasi akademik. Factor-faktor tersebut meliputi familiaritas siswa dengan mata pelajaran, perubahan aspirasi pekerjaan, persepsi terhadap mata pelajaran khusus yang dianggap tipikal gender tertentu, gaya penampilan laki-laki dan perempuan, serta harapan guru.

Sebagian guru memperlakukan siswa laki-laki dan perempuan secara berbeda. Meskipun pada umumnya perempuan memiliki prestasi yang lebih baik di sekolah dasar, perempuan seringkali kehilangan prestasi di sekolah menengah, kususnya dalam mata pelajaran sains dan matematika. Padahal peneliti pada kemampuan kognitif dari laki-laki dan perempuan sejak lahir sampai dewasa, tidak ada yang menemukan bahwa laki-laki memiliki bakat intrinsic yang lebih besar dalam matematika dan sains. Nampaknya mitos bahwa perempuan tidak bias mengerjakan matematika, membuat siswi perempun kurang serius pada matematika, dan kurang baik dalam mengerjakanna. Hal ini juga tidak terlepas dari adanya stereotip gender yang ada, yaitu anak laki-laki didorong untuk mencapai prestasi, sementara anak perempuan didorong untuk aktifitas-aktifitas pengasuhan.

Bagaiman guru berinteraksi dengan siswa-siswanya juga mengundang rasa ingin tahu para peneliti. Sebuah hasil penelitian menunjukan bahwa guru memberikan perhatian lebih besar pada laki-laki daripada perempuan. Hasil penelitian tersebut kususnya dapat dilihat pada pelajaran matematika dan sains.

Sadkers ( dalam Elliot, 1999 ) dalam sebuah penelitiannya melaporkan bahwa siswa laki-laki lebih mendominasi dalam diskusi. Laki-laki berbicara 8 kali lebih banyak dibandingkan perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Krupnick yang menemukan bahwa siswa laki-laki lebih aktif berpendapat di dalam kelas disbanding perempuan. Nampaknya hal tersebut tidak terlepas dari perbedaan perlakuan guru. Sadkers menemukan bahwa pada saat siswa laki-laki berkomentar dalam diskusi, meskipun komentar tersebut tidak relevan guru selalu merespon mereka dengan baik. Di sisi lain pada saat siswa [erempuan berkomentar, guru sering mengingatkan akan aturan-aturan dalam berbicara. Hal ini juga dapat menjelaskan mengapa harga diri siswa perempuan lebih rendahpada sekolah koedukasi dari pada sekolah satu jenis kelamin. Siswa perempuan memiliki kekawatiran yang lebih tinggi untuk melakukan kesalahan.

Hipotesis

Menurut saya pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang menyenangkan dan mengasikan. Pendapat bahwa Matematika itu membosankan dan sulit itu tidak seratus persen benar. Memang kadang kala persoalan Matematika sulit dipecahkan dan butuh kerja otak yang keras, namun tidak semua seperti itu. Matematika adalah ilmu pasti, jadi orang yang suka dengan Matematika adalah orang-orang yang suka kepastian dan tidak suka bertele-tele.

Mengapa orang tidak suka dengan pelajaran Matematika, karena factor social dan cultural merupakan salah satu alasannya. Sebagai contoh yaitu mitos bahwa Matematika itu menakutkan, itu membuat orang tidak suka dengan Matematika. Karena persepsi sudah seperti itu jadi untuk menyelesaikan permasalahan jadi susah, karena sudah tidak suka terlebih dahulu. Sebenarnya apabila kita menganggap kalau Matematika itu biasa saja atau tidak menakutkan, lebih-lebih menyukai Matematika, maka kita akan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Jadi jangan beranggapan kalau Matematika itu menakutkan.

Laki-laki dan perempun memanglah berbeda, namun dalam perlakuan seharusnya tidak dibedakan. Kususnya di kelas, agar tidak terjadi ketimpangan gender, maka harus diperlakukan sama. Ketimpangan gender tersebut tidak baik untuk laki-laki dan perempuan, karena dapat mengakibatkan pengaruh pada anak tersebut. Namun sepertinya perbedaan gender juga membawa perbedaan pada prestasi di kelas, khususnya matematika. Pada masa anak-anak perempuan lebih menonjol kepintarannya dibandingkan dengan anak laki-laki. Setelah masa remaja anak perempuan menurun kepandaiannya. Sepengamatan saya, sejak SD, SMP, dan SMA perempuan nilai-nilai pelajarannya lebih bagus dan lebih cerdas dibandingkan dengan siswa yang laki-laki.

Menurut saya perempuan memang lebih pintar disbanding dengan laki-laki, bukan berarti saya memuji kaum saya, namun itu merupakan persepsi saya. Di sekola-sekolahan biasanya yang menjadi juara kelas adalah siswa perempuan, siswa laki-laki juga ada, namun hanya beberapa.

Memang laki-laki lebuh besar dan kuat, namun belum tentu laki-laki itu lebih pandai dibandingkan dengan perempuan. Anak perempuan lebih rajin, kususnya dalam mengarjakan tugas-tugas dibandingkan denagan anak laki-laki. Pada masa pertumbuhanperempuan mengalami penurunan sedangkan laki-laki justru meningkat. Menurut saya laki-laki lebih suka pelajaran yang menggunakan praktek, seperti olahraga dan seni. Sedangkan permpuan lebih suka pelajaran yang membutuhkan banyak pemikiran. Karena laki-laki tipenya tidak suka pemikir, sukanya yang simple-simple saja. Ini berbeda dengan teori yang saya tulis sebelumnya.

Laki-laki memiliki agresi lebih dibanding perempuan dan memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Sehingga itu yang membuat laki-laki lebih menoncol saat diskusi atau memberikan pendapatnya. Pada sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama kadang-kadang perempun terlihat menonjol, kadang pula menurun.

Dari pengalaman, guru lebih perhatian kepada murid laki-laki, karena siswa laki-laki kurang bias memahami pelajaran. Kususnya pada pelajaran matematika dan sains siswa laki-laki lebih memerlukan pendekatan.

Jadi, menurut saya siswa perempuan tetap lebih pandai dari siswa laki-laki, dalam pelajaran sains, matematika, dll. Namun gender bukan harga mutlak kepandaian seseorang. Hanya saja kebanyakan orang yang pandai atau suka matematika adalah perempuan. Semua itu tergantung pada individu dan pribadi masing-masing.

Pembahasan

Saya membuat angket atau kuisoner hanya empat buah, karena saya hanya mengambil sample sabagian saja. Pada awalnya angket tersebut akan diisi oleh dua laki-laki dan dua perempuan, agar seimbang. Namun pada ahirnya target tersebut tidak terpenuhi. Yang lebihbanyak mengisi adalah perempuan.

Dari situ terlihat bahwa anak perempuan lebih rajin dan aktif. Anak laki-laki malas-malasan dan tidak rajin mengerjakan tugas. Hal-hal yang sepele tidak diperhatikan oleh anak laki-laki. Namun anak laki-laki lebih mengharagi hal-hal kecil dan mau mangerjakan apa pun yang dihadapi.

Saat melihat soal yang saya ambil dari buku, yang harus dikerjakan oleh mereka, mereka menunjukan ekspresi kaget. Soalnya mengenai deret geometrid an kekongruenan. Tidak semua menjawab pertanyaan tersebut. Hanya ada satu anak perempuan yang menjawabnya. Anak laki-lakinya tidak mau dan tidak bias mengerjakan.

Sample yang diguanakan adalah siswa kelas X SMA N 2 Yogyakarta. Ketiga sample adalah Irma L. , V. Apriliana, Ichasan E. Semuanya berusia rata-rata 16 tahun. Pendapat dan cara belajar matematika mereka pun bermacam-macam. Berikut ini akan saya uraikan pendapat mereka satu persatu.

Menurut Irma, yang sering pindah sekolah ini pelajaran yang ia sukai adalah matematika, IPA, bahasa, seni. Pelajaran yang tidak disukai bagi dia tidak ada. Ini berbeda dengan teori yang telah dikemukakan tadi, bahwa perempuan tidak menyukai matematika dan sains, nyatanya ia tidak berpendapat demikian. Ia suak sekali dengan pelajaran matematika karena menurutnya matematika itu menyenagkan dan tidak menakutkan.”Pelajaran matematika itu sebenarnya tidak sulit, matematika membutuhkan kepahaman dan ketelitian, matematika merupakan telka-taki yang menyenangkan yang harus dipecahkan.”demikain kata Irma. Memang anak ini terlihat pintar matematika ia suak belajar matematika karena dapat mengasah IQ dan matematika dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan mengetahui rumus atau cara memecahkan suatu persoalan, Irma belajar matematika. Menurut ia harus banyak mengerjakan soal-soal matematika agar terbiasa dan mengerti.

Anak kedua adalah V. Apriliana, pelajaran yang ia suakai adalah matematika. Pelajaran yang tidak ia sukai adalah sejarah. Ternyata perempuan ini juga suka pelajaran matematika yang merupakan pelajaran maskulin. Menurutnya matematika itu menyenangkan dan tidak menakutkan, untuk itu ia suka pelajaran matematika. Pelajaran matematika itu asik kalau sudah menemukan jawabannya, katanya.

Yang terahir adalah Ichsan, yang merupakan satu-satunya laki-laki. Laki-laki ini menjawab dngan simple-simple. Pelajaran yang ia sukai adalah biologi. Pelajaran yang tidak disukai adalah administrasi. Tetapi ia juga suka dengan matematika. Menurutnya matematika kadang-kadang menyenagkan, kadang-kadang pula menakutkan.